EDITORIAL
Salam sehat!
Kami hadir dengan wajah baru! Ya, terhitung edisi pertama 2021 ini, ilmiah berkala Aspirator hadir dengan tampilan baru. Menyegarkan tampilan tata letak Aspirator yang telah bertahan lebih dari 10 tahun tentu bukan perkara semudah membalikkan telapak tangan. Perbedaan kebiasaan serta proses penyuntingan naskah sedikit banyak juga mengalami perubahan. Banyak hal yang kami pelajari selama proses tersebut. Berbagai masukan berupa saran dan kritik terhadap tampilan terdahulu menjadi pertimbangan kami dalam menentukan tampilan jurnal kali ini. Kami berharap para pembaca dapat menerima dan merasakan sisi positif dari wajah baru kami ini.
Edisi ASPIRATOR Volume 13 Nomor 1 Juni 2021 dibuka dengan naskah berjudul “Spatial Distribution of Malaria Vector Breeding Sites in Purworejo District, Central Java Province”. Naskah yang disusun oleh Sunaryo, Bina Ikawati, dan Tri Wijayanti ini mengetengahkan masalah wilayah reseptif malaria di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah berdasarkan lokasi tempat perkembangbiakan vektor. Diperlukan metode intervensi pada waktu yang tepat bagi pengendalian vektor ini di wilayah tersebut agar malaria tidak lagi menjadi masalah.
Artikel selanjutnya berjudul “Analisis Keberhasilan Program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis Re-TAS 1 di Kabupaten Hulu Sungai Utara”. Artikel yang disusun oleh Yuniarti Suryatinah, Nita Rahayu, Sri Sulasmi, Windy Tri Yuana, dan Dian Eka Setyaningtyas mengusung tema program pemberian obat masal pencegahan (POPM) yang dilakukan di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Kalimantan Selatan. Artikel ini mengupas keberhasilan pengulangan Transmission Assessment Survey 1 (re-TAS 1) dari berbagai usaha yang telah dilakukan di wilayah tersebut. Disimpulkan bahwa inovasi perubahan sediaan obat dari tablet menjadi bubuk yang diberi pemanis meningkatkan angka kepatuhan minum obat bagi kelompok populasi anak usia dini di wilayah tersebut. Hasil ini tentunya dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam mencapai keberhasilan TAS.
Dalam pengendalian penyakit, mengetahui perilaku masyarakat masih menjadi satu faktor utama dalam keberhasilan pengendaliannya. Tidak terkecuali dalam pengendalian penyakit filariasis. Hal inilah yang menjadi fokus dari artikel berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Filariasis di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan” yang disusun oleh Nissa Noor Annashr dan Fathi Muhamad Rahmadi. Diharapkan dengan mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan filarisis pada wilayah endemis dapat menjadi pertimbangan dalam menetapkan intervensi terhadap masyarakat wilayah tersebut.
Artikel keempat dengan judul “Daya Predasi Ikan Lemon (Labidochromis caeruleus) dan Ikan Kapiat (Barbonymus schwanenfeldii) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti” disusun oleh Nathania Disa Ariesta Andriani, Hebert Adrianto, dan Arief Gunawan Darmanto. Artikel mengenai pengendalian vektor secara biologis ini memperlihatkan potensi Ikan Lemon dan Ikan Kapiat sebagai predator jentik. Potensi yang menjanjikan dalam pengendalian biologis dan semoga dapat diterapkan kepada masyarakat.
Pada urutan kelima, terdapat artikel dengan judul “Nocturnal Activity of Aedes spp. in the Filariasis Endemic Area in Central Java” yang disusun oleh Nissa Kusariana, Praba Ginandjar, Vivi Septi Ariyani, dan Moh Arie Wurjanto. Aktivitas diurnal Aedes sp. telah lama diketahui memiliki andil dalam penyebaran
penyakit dengue. Perubahan aktivitas pada Aedes sp. menjadi nocturnal di wilayah endemis filariasis sangat menarik dan patut menjadi perhatian. Terlebih setelah dilaporkannya kemampuan Aedes sp. sebagai inang cacing filaria.
Penelitian kualitatif banyak dilakukan untuk mengungkapkan makna lain dibalik angka-angka serta hal lain yang tidak dapat dijelaskan dari hasil penelitian kuantitaitif. Hal ini juga berlaku dalam penelitian dalam bidang penyakit tular vektor. Usaha ini juga yang melatarbelakangi tulisan dari Tri Wahono, Endang
Puji Astuti, Andri Ruliansyah, Mara Ipa, dan Muhammad Umar Riandi yang berjudul “Studi Kualitatif Implementasi Kebijakan Eliminasi Malaria di Wilayah Endemis Rendah Kabupaten Pangandaran dan Pandeglang”. Perlunya kebijakan ditingkat daerah terkait sumber daya manusia serta peningkatan kerjasama lintas sektor dalam sinergi pengendalian malaria merupakan hal utama dari kesimpulan artikel
ini.
Penelitian kualitatif banyak dilakukan untuk mengungkapkan makna lain dibalik angka-angka serta hal lain yang tidak dapat dijelaskan dari hasil penelitian kuantitaitif. Hal ini juga berlaku dalam penelitian dalam bidang penyakit tular vektor. Usaha ini juga yang melatarbelakangi tulisan dari Tri Wahono, Endang
Puji Astuti, Andri Ruliansyah, Mara Ipa, dan Muhammad Umar Riandi yang berjudul “Studi Kualitatif Implementasi Kebijakan Eliminasi Malaria di Wilayah Endemis Rendah Kabupaten Pangandaran dan Pandeglang”. Perlunya kebijakan ditingkat daerah terkait sumber daya manusia serta peningkatan kerjasama lintas sektor dalam sinergi pengendalian malaria merupakan hal utama dari kesimpulan artikel
ini.
Sebagai penutup edisi ini, artikel berjudul “Efektivitas Larvasida Granul Ekstrak Etanol Daun Pisang Nangka (Musa x paradisiaca L.) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti” yang ditulis oleh Anna Yuliana, Rusdi Aris Rinaldi, Nur Rahayuningsih, dan Firman Gustaman. Sebagai bagian dari usaha pencarian larvasida alami, artikel ini mengungkapkan potensi larvasida yang dimiliki oleh daun pisang nangka yang banyak terdapat di Indonesia. Usaha yang patut mendapat dorongan dan apresiasi.
Silahkan simak Aspirator Jurnal Penelitian Tular Vektor Volume 13 Nomor 1 Juni 2021 selengkapnya melalui tautan ini.
Kami pun tidak lupa untuk tetap mengingatkan kepada seluruh khalayak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan terkait Covid-19 dan berharap semoga pandemi ini dapat segera dikendalikan. Amin. [MUR]