Data dan Informasi telah menjadi komoditas di era revolusi industri 4.0. Setiap kegiatan baik di lingkungan kerja maupun aktivitas sehari-hari tidak terlepas dari penggunaan data dan informasi. Jika dulu penyebaran informasi haya dilakukan oleh media massa mainstream seperti stasiun televisi, radio dans sebagainya, kini informasi dapat disebarkan oleh setiap orang melalui dalam media sosial dengan beragam gawai. Situasi ini menuntut kita untuk semakin bijak dalam menerima, menggunakan dan menyebarkan informasi. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Sharing Session Literasi Digital ASN Badan Litbangkes, 12-13 Agustus 2021 untuk memberikan inspirasi kepada segenap ASN khususnya di lingkup Badan Litbangkes dalam meningkatkan kemampuan literasi digital. Literasi digital merupakan kemampuan dan keterampilan teknis dalam mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi melalui media digital. Kegiatan dilaksanakan secara daring sesuai protokol kesehatan dalam mengantisipasi Pandemi Covid-19.
Sharing Session Literasi Digital ASN Badan Litbangkes dibuka oleh sambutan Sekretaris Badan Litbangkes, Dr. Nana Mulyana. Dalam sambutannya beliau Mengusulkan untuk mengadakan survei atau audit kemampuan literasi digital khususnya pada ASN Badan Litbangkes. Setiap ASN dihimbau untuk tetap bijak dalam berinteraksi sosial di dunia maya, bijak dalam menggunakan perangkat teknologi informasi dan terus berupaya meningkatkan kemampuan literasi digital untuk profesionalitas dalam pelayanan publik.
Sharing Session Literasi Digital ASN Badan Litbangkes pada hari ke-1 menampilkan narasumber Cahaya Indriaty, SKM., M.Kes., dengan tema “Hoax Sebagai Peluang”. Dalam paparannya beliau mengungkapkan fakta-fakta mengenai hoaks yang belakangan ini kian marak termasuk yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Hoaks kita kenal dengan berita bohong disinyalir mempunyai motif tertentu dibaliknya. Dampak hoaks bisa beragam misalnya pembelian suatu komoditas barang tertentu dalam jumlah banyak/ panic buying, pengaruh dalam pilihan politik dan sebagainya. Hoaks dapat dibungkus dengan kelucuan dan hal-hal yang diaanggao sepele. Hoaks yang demikian dapat berbahaya apabila dipaparkan secara terus-menerus. Berita bohong tersebut dapat dianggap sebagai suatu kebenaran. Namun demikian hoaks dapat menjadi peluang khususnya untuk penulisan karya ilmiah. Penulis dapat menjelaskan suatu informasi yang terindikasi hoaks dengan memberikan penjelasan informasi dengan sumber-sumber ilmiah yang dikemas dalam artikel ilmiah maupun semi populer. Setiap hoaks mengindikasikan isu-isu yang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat. Oleh karenanya setiap ASN diharapkan dapat memberikan pencerahan informasi dengan memberikan penjelasan yang bersumber dari referensi yang memiliki kredibilitas dan objektifitas misalnya laman situs Kementerian Kesehatan, Badan Litbangkes, portal jurnal ilmiah, repositori kelembagaan ilmiah, organisasi keilmuan, lembaga pendidikan dan sebagainya. Badan Litbangkes telah membuka kanal-kanal melalui media sosial untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi khususnya dalam bidang kesehatan misalnya melalui twitter, facebook, instagram dan sebagainya. Setiap satuan kerja Badan Litbangkes dihimbau untuk memaksimalkan peran humas dalam memberikan pencerahan informasi kepada masyarakat khususnya yang terkait dengan isu-isu dalam bidang kesehatan.
Narasumber yang kedua dalam Sharing Session Literasi Digital ASN Badan Litbangkes pada hari ke-1 yaitu Leny Wulandari, SKM., MKM. Beliau menyampaikan tema mengenai “Penelusuran Sumber Informasi Elektronik”. Ledakan informasi di era industri 4.0 perlu diantisipasi dengan kemampuan melakukan penelusuran sumber-sumber informasi yang mempunyai kredibilitas dan objektif. Informasi yang berasal dari sumber yang kredibel dan objektif tersebut digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari penulisan karya ilmiah sampai pengambilan keputusan. Sumber informasi pada umumnya terdiri dari layanan terbuka (Open access) dan layanan tertutup (closed access). Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Revolusi industri 4.0 telah mendorong pengembangan sumber informasi open access. Sumber informasi yang dimiliki Badan Litbangkes yaitu perpustakaan, repositori, portal jurnal ilmiah, dan sebagainya. Seluruh sumber informasi tersebut telah terkoneksi dengan portal pencarian informasi terpadu di Indonesia https://onesearch.id/. Untuk memperkaya khazanah sumber informasi Badan Litbangkes menghimbau seluruh satuan kerja untuk melaksanakan serah simpan karya cetak dan rekam di Badan Litbangkes sesuai SE Kabadan Litbangkes Nomor HK.02.02/3408/2019.
Tema di hari ke-2 dalam Sharing Session Literasi Digital ASN Badan Litbangkes kian tambah menarik. Kali ini Febry Ariyanto, S.Kom., M.T. memaparkan tema mengenai “Keamanan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Keamanan data telah menjadi semakin masifnya data diproduksi oleh setiap orang menjadi pemicunya. Manfaat keamanan data salah satunya untuk melindungi privasi, pengamanan keuangan dan isu-isu terkait keamanan lainnya. Kasus keamanan data yang paling sering terjadi yaiotu e-mail phising. Penerima menerima e-mail penipuan yang mengelabui seolah-olah dari institusi/ perusahaan tertentu. Oleh karenanya setiap orang disarankan mengasah keterapilan literasi digital agar meningkatkan kesadaran mengenai keamanan data. Tips untuk meningkatkan keamanan data antara lain yaitu dengan merubah password secara berkala, tidak bertransaksi keuangan di wifi publik, membaca setiap halaman persetujuan ketika memasang aplikasi, dan membaca informasi dengan cermat terlebih dahulu sebelum melakukan tindak lanjut.
Demikian Sharing Session Literasi Digital ASN Badan Litbangkes. Semoga menjadi inspirasi dalam meningkatkan kemampuan literasi digital secara berkelanjutan untuk memberikan pencerahan informasi dan mensejahterakan masyarakat. Mari kita bijak menggunakan media digital dalam berinteraksi sosial. Ayo kita tingkatkan terus kemampuan untuk memilah dan menelusur informasi serta kesadaran keamanan data untuk profesionalitas dalam pelayanan publik. Salam literasi digital, salam sehat!. [DAC]