Loka Litbangkes Pangandaran telah melaksanakan kajian yang berjudul Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan Praktik Masyarakat Indonesia Terhadap Covid-19. Hasil penelitian bertujuan untuk membantu pemerintah dalam mengevaluasi program dan pendekatan sosialisasi Covid-19 dan upaya pencegahannya. Tim penelitian terdiri dari Pandji Wibawa Dhewantara (Ketua), Heni Prasetyowati, Mara Ipa, Endang Puji Astuti, Mutiara Widawati dan tim penelitian yang tersebar di 10 unit kerja Badan Litbangkes Kemenkes RI di seluruh Indonesia. Persetujuan etik penelitian dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes No.LB.01.01/2/KE/248/2020.
Periode survey dilaksanakan secara daring selama 14 hari yaitu Tanggal 13 – 26 April 2020. Jumlah responden 1583 orang dan informan 77 orang. Pemilihan informan dilakukan secara acak dari nomor telepon terkumpul yang mewakili semua latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia dan tempat tinggal (perkotaan/ pedesaan). Sebagian besar responden yaitu 46% merupakan tenaga non kesehatan. Hampir seluruh responden yang mengetahui istilah covid-19 yaitu sejumlah 98,2%. Mereka memperoleh informasi tersebut dari media sosial, televisi dan internet. Hampir separuh reponden (45,7%) tekah mengetahui nomor hotline Covid-19 yaitu 119 ext. 9 serta mampu menjawab lengkap cara penularan Covid-19 melalui percikan droplet, bersentuhan langsung dengan penderita, menyentuh muka dan menggunakan barang yang sama dengan penderita (44%). Sebagian besar responden juga mengetahui bahwa sesak nafas, demam tinggi, dan batuk kering merupakan gejala Covid-19 (82%).
Sejumlah 99,2% responden mendukung sikap yang berkenaan dengan pencegahan penularan Covid-19. Responden yang memakai masker sejumlah 86,6%. Pencegahan berupa mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir dilakukan 88,2% responden. Ketika bersin dan batuk, 96,06% responden menutup hidung dan mulut. Sejumlah 85,42% responden menjaga jarak ketika berinteraksi sosial.
Aspek persepsi resiko responden memiliki keyakinan terhadap daya tahan tubuh, tingkat kesembuhan dan risiko terinfeksi sejumlah 48%. Pada aspek Keparahan, sejumlah 77,6% responden memiliki keyakinan terhadap bahaya Covid-19 khususnya dapat menular ke semua orang/ usia. Sedangkan persepsi kemampuan diri, sejumlah 58,3% responden memiliki keyakinan dalam perlindungan diri dengan menggunakan masker dan melakukan karantina (isolasi diri). Sejumlah 87,3% responden memiliki keyakinan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) fektif dalam menurunkan risiko Covid-19.
Pandangan salah satu responden terhadap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengungkap aspek pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat terdampak dan tumpang tindih antara kebijakan pemerintah dalam penanggulangan covid-19. Kekhawatiran sejumlah 33,1% responden juga terungkap dalam hal stigmatisasi terhadap penderita covid-19. Covid-19 masih dipandang tabu oleh sebagian masyarakat.
Simpulan penelitian yaitu responden pada umumnya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik dan sikap yang mendukung praktik-praktik pencegahan Covid-19. Sebagian responden meyakini bahwa dirinya berisiko terinfeksi Covid-19 dan Covid-19 memiliki konsekuensi yang serius bagi kesehatannya. Perilaku pencegahan di tingkat individu masih tidak konsisten. Sebagian masyarakat masih khawatir dengan stigmatisasi terhadap penderita Covid-19.
Untuk Informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini dapat menghubungi tim peneliti survei Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan Praktik Masyarakat Indonesia Terhadap Covid-19, Loka Litbangkes Pangandaran.
untuk mengakses infografis lengkap hasil penelitian Klik disini